Pertanyaan dan Jawaban Interpersonal Skill dalam Lingkup Organisasi


Pertanyaan dari Doni Adi Kusuma (4611417002)
Apakah dalam suatu organisasi perlu adanya ketua/pemimpin ?
Jawab :
Dijawab oleh Gilang Noerochmat (4611416011)
Organisasi sendiri adalah sekumpulan orang atau beberapa orang yang dipertemukan dalam satu tempat dan bekerja sama untuk mewujudkan tujuan yang sama. Jadi mereka dalam artian semua orang yang berada dalam organisasi itu harus mempunyai tujuan yang sama untuk dicapainya. Dalam suatu organisasi untuk mengarahkan atau mengkoordinasi agar semua anggota tergerak untuk mencapai tujuan yang sama diperlukan suatu pemimpin.
Pemimpin adalah seorang yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya dalam satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian beberapa tujuan yang sama dengan anggotanya.
Kepemimpinan dalam organisasi merupakan sesuatu yang wajib dalam kehidupan agar kehidupan menjadi teratur dan keadilan bisa ditegakkan, sehingga tidak berlaku hukum rimba. Tugas seorang pemimpin adalah memahami dan menangani situasi bawahan dari seorang pemimpin dan juga memotivasi dan mendorong mereka untuk bekerja lebih keras.
Kepemimpinan dalam organisasi sangat penting karena dalam keterampilan kepemimpinan yang baik dan efektif membangun, mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya mencapai kesuksesan.
Pentingnya kepemimpinan yang efektif memerlukan produktivitas, kepuasaan kerja, kerjasama kelompok, kegiatan terorganisir, semangat karyawan dan koordinasi yang baik untuk mencapai tujuan sebuah organisasi.
Membangun kepercayaan terhadap kepemimpinan adalah tugas dan tanggung jawab pemimpin. Tanpa adanya kepercayaan, produktivitas bisa melemah, peluang-peluang pengembangan dan perbaikan terlewatkan dan kinerja juga manjadi merosot.
Kompenen-komponen yang terdapat dalam kepimpinan yaitu adanya seorang pemimpin, kemampuan pemimpin untuk menggerakan mencapai tujuan organisasi, pengikut orang-orang dibawah otoritas pemimpin, adanya tujuan yang ingin dicapai, dan organisasi tempat dimana kepemimpinan berada. Sehingga, dari 5 komponen ini sangat penting dalam organisasi tanpa ada salah satu dari komponen init maka organisasi tidak akan berjalan semestinya mencapai suatu tujuan
Pertanyaan dari Amara Febriyanti (4611417004)
Dalam suatu organisasi di Kampus atau di sekolah pasti ada orang yang ekstrovert dan introvert. Bagaimana cara si ekstrovert membangun suatu kemistri ke si introvert untuk meningkatkan komunikasi dan solidaritas dalam organisasi tersebut ?
Jawab :
Dijawab oleh Gilang Noerochmat (4611416011)
Pengertian dari introvert sendiri adalah menurut C.G Jung sikap atau karakter seseorang yang berorientasi subjektif pada orang itu sendiri dalam menjalani kehidupannya. Jadi Introvert adalah kepribadian manusia yang berkaitan dengan dunia dalam pikiran manusia tersebut. Manusia yang memiliki sifat introvert ini lebih cenderung menutup diri dari kehidupan luar. Mereka adalah manusia yang lebih banyak berpikir dan lebih sedikit beraktifitas. Mereka juga orang-orang yang lebih senang berada dalam kesunyian atau kondisi yang tenang, daripada di tempat yang terlalu banyak orang.
Sedangkan ekstrovert adalah kebalikan dari Introvert dimana manusia yang memiliki kepribadian ini lebih berkaitan dengan dunia luar manusia tersebut. Manusia yang memiliki sifat ini lebih cenderung membuka diri dengan kehidupan luar. Mereka adalah manusia yang lebih banyak beraktifitas dan lebih sedikit berpikir. Mereka juga orang-orang yang lebih senang berada dalam keramaian atau kondisi dimana terdapat banyak orang, daripada di tempat yang sunyi.
Cara membangun chemistry agar si ekstrovert dapat menjalin hubungan komunikasi dengan si introvert agar terjadinya solidaritas yang pertama adalah pahami kepribadian dari si introvert sendiri, kunci sebelum membangun chemistry adalah memahami dulu kepribadiannya seperti apa karena dengan memahami kepribadiannya, akan lebih mudah bagi si ekstrovert untuk menentukan sikap dan tutur kata. Hindari kalimat yang menyinggung perasaan, karena si introvert akan menganalisa dan menyimpannya dalam hati.
Yang kedua, dukung apa yang menjadi kesukaannya, misal dari hobi. Jangan memberi label atau julukan “kutu buku” atau mengucilkannya.
Ketiga, jangan paksa si introvert melakukan apa yang tidak ingin dilakukannya. Misal menceritakan apa yang sedang si introvert rasakan. Keempat, jaga kepercayaan karena si introvert akan mudah sangat kecewa jika ada yang mengkhianatinya.
Dengan adanya pendekatan-pendekatan diatas akan mempererat suatu hubungan antara si introvert dengan ekstrovert dalam berorganisasi. Intinya adalah saling mengerti satu sama lain dan jangan memaksa apa yang tidak diinginkannya.

Pertanyaan dari Deyolla Virgitania (4611417005)
Bagaimana cara menyatukan pemikiran yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan yang sama untuk bekerja sama untuk mencapai organisasi yang maju ?
Jawab :
Dijawab oleh Gilang Noerochmat (4611416011)
Ada banyak cara menyatukan pemikiran dalam suatu organisasi agar mencapai organisasi yang maju. Di Indonesia sendiri sistem keputusan atau sebagainya menggunakan sistem musyawarah agar mencapai mufakat karena cara ini terbukti ampuh untuk menyamakan suatu perbedaan pemikiran agar jika ada pihak yang merasa pemikirannya tidak sependapat dapat merasa lega atau menerima.
Musyawarah berasal dari bahasa arab “syawara”yang berarti urun rembug atau mengatakan dan mengajukan sesuatu. Jadi musyawarah adalah suatu upaya untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian.
Jadi yang dimaksud dengan musyawarah mufakat  adalah bahwa setelah bermusyawarah, mufakat itu bisa tiga jenis:
1.      setuju untuk bersetuju
2.      setuju untuk tidak  bersetuju
3.      setuju untuk menunda sebuah persetujuan
Jadi kalau kita tidak bersetuju maka kita harus menyatakan mengapa kita tidak setuju. Itulah keterbukaan yang terjadi pada musyawarah. Give and take bahasa Inggrisnya.
Pengambilan keputusan bersama berdasarkan suara terbanyak dapat dinyataka sah apabila diambil dalam rapat yang telah mencapai kourum, dan disetujui oleh lebih dari separuh jumlah anggota yang hadir. Kourum adalah jumlah paling sedikit dari peserta musyawarah yang harus hadir. Biasanya kourum dalam musyawarah adalah 2/3 dari total peserta yang berhak mengikuti musyawarah.
Dalam musyawarah kadang dijumpai anggota musyawarah yang setuju dan ada juga yang tidak setuju. Dalam musyawarah diharapkan terjadi kesepakatan. Untuk itu, dalam sebuah musyawarah, seorang pemimpin rapat harus pandai-pandai mempengaruhi peserta musyawarah supaya kesepakatan itu bisa disetujui.
Itulah sebabnya hal yang paling ampuh dalam menyatukan pendapat atau pemikiran yang berbeda agar tujuan suatu organisasi menjadi satu adalah dengan menerapkan sistem musyawarah mufakat, karena pada dasarnya sistemnya jika ada yang tidak setuju harus mengemukakan alasan ketidaksetujuannya agar dibahas lagi sampai semua anggota dari suatu organisasi tersebut mempunyai pemikiran yang sama.

Pertanyaan dari Eva Waty Tampubolon (4611417007)
Bagaimana jika seseorang yang secara komunikasinya dengan orang lain berbeda, cara mengatasi perbedaan cara berkomunikasi tersebut dalam suatu organisasi. Serta cara yang terbaik dalam mengatasi miss komunikasi dalam suatu organisasi. Jelaskan !
Dijawab oleh Arifatul Khasanah (4611417016)
Jawaban :
Hidup dilingkungan yang beragam adalah suatu tantangan hidup dimana kita perlu banyak mengeluarkan energi dan waktu untuk beradaptasi dan menyelaraskan diri supaya bisa bekerjasama dengan semua orang didalam lingkungan tersebut. Dengan perbedaan karakter yang ada, benturan-benturan kerap terjadi, bahkan untuk urusan-urusan sepele yang jika ditelaah lebih lanjut sebenarnya tidak perlu menjadi masalah. Karena karakter setiap orang yang berbeda bisa muncul dari faktor lingkungan. Lingkungan tempat setiap orang tumbuh dan berkembang memegang peranan penting terhadap karakter seseorang. Dalam kondisi tertentu, terkadang kita tidak bisa memilih lingkungan tempat kita tumbuh, karena berbagai keterbatasan dan beberapa alasan yang lain. Karena itulah kita tidak bisa begitu saja menyalahkan orang karena karakternya. Harus lebih jeli melihat supaya lebih objektif ketika menilai orang lain.
Perbedaan karakter menjadi salah satu tantangan terbesar bagi setiap individu dalam suatu organisasi. Benturan antara 2 karakter atau lebih yang berbeda bisa membuat kerjasama yang seharusnya terjalin dengan baik menjadi terganggu. Apalagi jika individu yang terlibat didalamnya cenderung berkarakter keras dan tidak mau mengalah. Rencana yang seharusnya berjalan tentu saja akan terhambat karena tidak ditemukan kata sepakat. Individu dengan karakter yang berbeda sebenarnya aset yang penting dalam suatu organisasi. Mereka bisa saling melengkapi satu sama lain, bekerja sama dan saling mendukung. Jika bisa “menyatukan” individu dalam organisasi dengan karakter yang berbeda, suatu organisasi akan tumbuh dan berkembang dengan cepat, karena kontribusi yang tinggi dari setiap individu didalamnya.
Oleh karena itu untuk menyatukan individu dengan karakter yang berbeda tidaklah mudah untuk dilakukan. Butuh komitmen yang tinggi dari yang terlibat, dan terkadang butuh bantuan dari pihak ketiga yang dipercaya oleh keduanya. Orang ketiga tersebut bisa rekan kerja yang dipercaya, bisa juga atasan langsung dari individu tersebut. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk ‘Menyatukan’ individu dengan karakter yang berbeda yaitu perbanyak komunikasi dengan semua anggota team, ciptakan ‘musuh’ bersama, ciptakan iklim kompetisi yang sehat. Maka perbedaan karakter individu di dalam suatu organisasi bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Tetapi harus bisa dimanfaatkan demi kebaikan organisasi tersebut. Cara tersebut diatas bisa dicoba untuk dilakukan di organisasi tempat kita berkarya sekarang. Karena terkadang kita tidak bisa memilih anggota team sesuai dengan yang kita inginkan, Mulailah berbuat dengan apa yang kita miliki sekarang. Bukan malah mengeluhkan apa yang tidak kita miliki. Lalu menjadikan hal itu sebagai kambing hitam kegagalan.Selanjutnya cara yang terbaik dalam mengatasi miss komunikasi dalam suatu organisasi yaitu dapat dengan cara tanamkan rasa empati dalam diri, karena tanpa empati, kita tidak akan perduli apakah lawan bicara kita tersakiti atau tidak dengan kata-kata kita, kembangkan komunikasi asertif, komunikasi Asertif adalah komunikasi yang singkat, jelas, jujur, dan terbuka, namun disampaikan dengan cara yang terbaik agar memperhatikan juga perasaan orang yang menjadi teman diskusi kita, dan terkahir hargai pendapat orang lain dan kembangkan sikap saling memupuk
Pertanyaan dari Khoerul Umam (4611417010)
Dalam organisasi perlu interpersonal skill. Terkadang di organisasi ada orang yang hanya diam, tidak berpendapat, dll. Intinya selalu diam. Apakah dia punya interpersonal skill yang baik dan bagaimana cara kita supaya mengajak orang yang diam itu antusias ?
Dijawab oleh Arifatul Khasanah (4611417016)
Jawaban :
Secara sederhana interpersonal skill adalah kemampuan/ketrampilan (skill) yang di miliki oleh seseorang untuk mengenali, menghadapi dan berinteraksi dengan orang lain, baik individu maupun masyarakat. Interpersonal skill (atau di sebut juga social skill) di anggap memiliki peran yang signifikan dalam kesuksesan hidup seseorang di samping hard skill. Sebagai contoh dalam sebuah perusahaan seseorang dengan interpersonal skill yang bagus akan memiliki kesempatan mendapat tempat di perusahaan itu lebih baik dari pada orang dengan interpersonal skill yang buruk.
Hal ini karena orang dengan interpersonal skill yang baik cenderung lebih di sukai dari pada orang dengan interpersonal skill yang buruk. Interpersonal skill lebih terkait dengan kemampuan psikologi/kemampuan memahami perasaan orang lain. Tidak seperti hard skill yang memiliki tolak ukur angka yang jelas, interpersonal skill tidak memiliki tolak ukur angka yang jelas namun orang dengan interpersonal skill yang baik dapat di rasakan dari cara dia mendengarkan & memecahkan masalah di lingkungan sekitarnya.
Dengan demikian setiap orang mempunyai interpersonal skillnya sendiri-sendiri. Dan didalam organisasi, setiap anggota pasti mempunyai interpersonal skill yang baik. Namun masalahnya didalam setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda dengan contoh extrovert dan introvert. Seseorang yang berkepribadian extrovert adalah seseorang yang menyukai hal-hal yang berbentuk sosial. Dengan contoh ia menyukai bersosialisasi dengan banyak orang seperti banyak mengikuti organisasi dikampus maupu diluar kampus. Lalu terdapat pula seseorang yang berkepribadian intorvert dimana kepribadian tersebut merupakan kepribadian yang tertutup dan lebih menyukai hal-hal yang dia bisa lakukan sendiri tanpa harus berinteraksi dengan banyak orang.
Oleh karena itu didalam pembahasan ini, bagaimana cara menyikapi seseorang yang berkepribadian intorvert atau pendiam yang tidak suka berpendapat dan cara mengajak agar seseorang tersebut berubah yang dahulunya pendiam menjadi seseorang yang lebih antusias. Menurut kami, cara menyikapi seseorang yang introvert didalam suatu organisasi yaitu dengan cara mengajak ia berbicara sesering mungkin, jangan memojokkan dia, mengajak ia agar keluar dari zona nyamannya, harus tetap sabar jangan langsung mengejudge yang membuat ia tersinggung dan masih banyak cara alternatif yang bisa dilakukan untuk mengajak ia menjadi kepribadian yang extrovert. Jadi setelah ia yang dahulunya memiliki kepribadian introvert didalam suatu organisasi, diharapkan setelah mendapat ajakan dari sesama anggota semoga bisa berubah menjadi kepribadian yang introvert dengan semangat yang antusias didalam organisasi. Dan untuk anggota yang lain diharapkan dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi orang-orang yang berkepribadian introvert dengan cara merangkul anggota yang berkepribadian introvert tersebut, lalu tidak segan untuk mengajak bercengkerama dan bersosialisasi, saling peduli satu sama lain, selalu menyelesaikan masalah dengan secepatnya dan yang terpenting tidak membedakan yang satu dengan yang lain karena didalam suatu organisasi mereka adalah keluarga.
Pertanyaan dari Adelia Kurniawati (4611417011)
Bagaimana cara meningkatkan kemampuan IS dalam organisasi jika kita ingin menjadi ketua ?
Dijawab oleh Arifatul Khasanah (4611417016)
Jawaban :
Interpersonal Skill adalah  kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, kecakapan atau keterampilan untuk berkomunikasi baik verbal maupun non verbal. Ssebuah organisasi pasti membutuhkan seorang Pemimpin yang mampu memimpin dan mengatur organisasinya. Oleh karena itu dibutuhkan pemimpin yang aktif dan berkompeten dalam memimpin dan mensukseskan sebuah organisasi. Jika kita ingin menjadi pemimpin yang sukses dalam memimpin organisasinya maka kita harus mempelajari interpersonal skill. Interpersonal skill dapat dikuasai jika kita dapat menekan ego pribadi. Dengan menekan ego pribadi, maka kita dapat belajar untuk memahami orang lain karena setiap orang mempunyai keunikan masing-masing. Penguasaan interpersonal skill yang memadai memungkinkan kita  untuk dapat menangani anggota secara lebih efektif, komunikasi akan berjalan lancar, tercipta hubungan yang harmonis dan adanya saling bergantung dan saling terikat dengan sesama anggota sehingga meningkatkan produktivitas anggota dalam suatu perusahaan.
Salah satu kegagalan yang paling sering terjadi dari kegagalan pemimpin adalah buruknya interpersonal skill. Kurangnya interpersonal skill menyebabkan pemimpin tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan rekan kerja ataupun anggotanya sehingga tentu ini sangat mempengaruhi semangat tim yang berpotensi menurunkan produktivitas mereka. Lebih parah lagi ketika terjadi konflik antara pemimpin dengan bawahannya , maka ini akan menyebabkan frustasi terhadap karyawan sehingga memicu turnover. Interpersonal skill sangat diuji ketika terjadi konflik. Pemimpin dapat menjadi mediator antar pihak yang berkonflik. Lakukan dengan kepala dingin untuk memperlancar komunikasi antar kedua pihak dan masalah dapat terselesaikan. Pemimpin harus bersikap netral sekaligus.
Kita juga dapat mengukur dan melakukan penilaian mengenai interpersonal skillnya. Untuk melakukan penilaian tentang kemampuan interpersonal, kita dapat melakukannya sendiri (self assessment) atau dapat meminta orang lain untuk menilai berdasarkan persepsi mereka tentang kemampuan interpersonal kita. Penilaian ini sangat subjektif karena sangat beragatung pada apresiasi orang terhadap pemimpin. Dapat terjadi, pendapat teman kita akan berbeda dengan kita. Namun demikian, apapun penilaian orang, kita dapat menggunakan bahan ini untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan interpersonal kita.

Penting sekali untuk kita mengembangkan interpersonal skill karena interpersonal skill dapat terlihat dari bagaimana kita berkomunikasi, memotivasi, memimpin, bernegosiasi, dan berprestasi dan juga interpersonal skill dalam diri manajer mempengaruhi kinerja anggota organisasinya. Utamanya interpersonal skill dimiliki seseorang untuk memimpin organisasinya mendapatkan kesuksesan dan keuntungan. Oleh karena itu cara meningkatkan interpersonal skill guna menjadi pemimpin yaitu dengan meningkatkan human relations dalam kehidupan bermasyarakat dan organisasi, meningkatkan kemampuan menjadi pemimpin dan dapat bekerja sama dalam tim, interpersonal skill bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat bawaan, tetapi merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, dan mempunyai kesadaran bertanggung jawab yang lebih besar untuk memperbaiki diri.

Pertanyaan dari Nia Zulia Saputri (4611417020)
Orang yang memiliki tingkat interpersonal skill yang rendah pasti cenderung untuk tidak berorganisasi, bagaimana cara mengatasi hal tersebut ?
Dijawab oleh Indah Sekar Arum (4611417032)
Jawab :
Tidak selamanya orang yang tidak berorganisasi memiliki tingkat interpersonal skill yang rendah karena interpersonal skill dapat diasah maupun ditingkatkan dengan banyak cara dan tidak hanya dengan mengikuti organisasi.
Orang yang tidak suka mengikuti organisasi dapat mengasah kemampuan interpersonal skill dengan cara sebagai berikut :
1.        Para remaja/mahasiswa harus dapat menyeimbangkan diri antara aktivitas akademik dengan non akademik yang positif
2.        Mengembangkan hobi terutama hobi yang memacu kreatifitas
3.        Mengikuti seminar-seminar yang diselenggarakan dalam kampus maupun di luar kampus
4.        Membiasakan diri melakukan presentasi
5.        Minta pada salah seorang anggota keluarga untuk meneliti kepribadian Anda dan menulis sisi baik dan buruk kepribadian Anda
6.        Berusaha mengatur waktu dengan lebih baik
7.        Berlatih menghadapi kritik
8.        Berlatih cara memberi kritik dengan positif
9.        Berusaha untuk hidup dengan lebih baik
Ada juga beberapa cara yang mudah untuk meningkatkan interpersonal skill, karena bagaimanapun manusia pastinya akan berhubungan dengan manusia lainnya, yaitu :
1.        Tersenyum, untuk meningkatkan energi positif sehingga orang lain akan lebih tertarik untuk menjalin komunikasi dengan baik.
2.        Menghargai orang lain
3.        Belajar mendengarkan orang lain
4.        Berkomunikasi dengan jelas
5.        Penuhi diri dengan rasa humor
6.        Jangan sering mengeluh
Soft skills ini menjadi salah satu kunci kesuksesan di lingkungan kerja maupun masyarakat. Dengan kemampuan soft skills yang baik, tentunya akan dapat mendatangkan kebaikan dan membuat seseorang dapat lebih menonjol di lingkungan.

Pertanyaan dari Dany Pradana (4611417021)
Menurut kalian apa yang menjadi kunci sukses dari sebuah organisasi ?
Dijawab oleh Indah Sekar Arum (4611417032)
Jawab :
Ada 3 hal yang sangat penting yang berkaitan dengan kunci sukses dalam beroganisasi , yaitu :
1.        Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah cara yang dilakukan untuk mengatur dan menyeimbangkan waktu segala aktivitas yang ada dengan efektif dan efisien sehingga segala aktivitas dapat berjalan secara lancar dan terkendali. Dapat kita ambil contoh misalkan manajemen waktu di dalam beroganisasi dimana kita harus bisa membagi waktu antara berorganisasi dan melaksanakan tanggung jawab pendidikan dalam menyelesaikan tugas perkuliahan. Manajemen waktu dapat dilakukan mulai dari hal-hal kecil di keseharian kita misalnya dalam rutinitas sehari-hari sehingga dengan begitu dapat melatih kesadaran akan kedisiplinan di dalam diri kita sendiri.
2.        Manajemen Organisasi
Sebelum membahas mengenai manajemen organisasi kita harus mengetahui apa itu organisasi, organisasi adalah suatu wadah atau tempat perkumpulan beberapa orang yang melakukan aktivitas dan bekerja sama untuk mewujudkan tujuan yang sama yaitu tujuan dari organisasi tersebut. Sedangkan manajemen oraganisasi sendiri dapat diartikan sebagai perencanaan yang di tetapkan oleh seseorang mengenai bagaimana bentuk organisasi tersebut, struktur organisasi tersebut, serta tugas dan tujuan dari organisasi itu sendiri. Disini dapat kita ambil contoh manajemen organisasi misalkan seseorang mengikuti beberapa organisasi sekaligus maka seseorang tersebut harus bisa membagi  waktu secara adil anatara organisasi satu dengan lainnya dengan mempertimbangkan prioritas dan melihat dari segi aja atau kepentingan serta kedudukannya di suatu organisasi tersebut. 
3.        Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah cara yang dilakukan untuk mengarahkan, memimpin, serta mempengaruhi seseorang. Dalam organisasi jiwa kepemimpinan sangatlah diperlukan, hal kecil yang harus dilakukan adalah dapat memimpin diri sendri untuk memiliki rasa tanggung jawab serta loyalitas terhadap organisasi yang diikuti. Untuk menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah, karena seorang pemimpin harus bisa mengarahkan anggotanya ke arah yang lebih baik dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan organisasi itu sendiri.
4.        Kemampuan interpersonal sangat mempengaruhi bagaimana kita mempersepsikan diri kita terhadap orang lain, dan bagaimana kita mempersepsikan diri kita. Ketika kita memiliki ketrampilan interpersonal yang tinggi kita akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sehingga kita akan dihargai orang lain, dan pada akhirnya kita kan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Dalam organisasi, ketrampilan interpersonal yang tinggi akan membawa kesuksesan untuk mencapai tujuan dan tentunya membawa keuntungan material dan spiritual.

Pertanyaan dari Bina Estherly (4611417026)
Tidak semua orang suka mengikuti organisasi, menurut anda bagaimana cara mengembangkan kemampuan interpersonal skill pada orang yang tidak suka mengikuti organisasi ?
Dijawab oleh Indah Sekar Arum (4611417032)
Jawab :
Pada dasarnya, interpersonal skill dapat dikembangkan atau diasah melalui berbagai cara tak hanya dengan mengikuti sebuah organisasi. Orang yang tidak suka mengikuti organisasi dapat mengasah kemampuan interpersonal skill dengan cara sebagai berikut :
1.        Para remaja/mahasiswa harus dapat menyeimbangkan diri antara aktivitas akademik dengan non akademik yang positif
2.        Mengembangkan hobi terutama hobi yang memacu kreatifitas
3.        Mengikuti seminar-seminar yang diselenggarakan dalam kampus maupun di luar kampus
4.        Membiasakan diri melakukan presentasi
5.        Minta pada salah seorang anggota keluarga untuk meneliti kepribadian Anda dan menulis sisi baik dan buruk kepribadian Anda
6.        Berusaha mengatur waktu dengan lebih baik
7.        Berlatih menghadapi kritik
8.        Berlatih cara memberi kritik dengan positif
9.        Berusaha untuk hidup dengan lebih baik
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan interpersonal skill, antara lain :
1.        Tersenyum
Tersenyumlah karena tersenyum memberi efek positif pada lingkungan. Bangun sikap ceria dan positif dengan tersenyum.
2.        Apresiasi
Berilah apresiasi pada setiap orang yang membantu meskipun itu hanya bantuan kecil (seperti meminjam pulpen atau penggaris). Apresiasi yang diberikan akan membuat orang lain merasa dihargai.
3.        Simpati
Berikanlah simpati kepada orang lain terutama saat mereka dalam keadaan sulit seperti saat sakit atau ada anggota keluarga mereka yang meninggal. Hal ini akan membuat orang lain merasa diperhatikan.
4.        Jadilah penyemangat jangan jadi pengeluh
Jadilah penyemangat untuk teman-teman. Buatlah mereka menjadi positif dengan memberikan motivasi pada mereka. Jangan jadi pengeluh karena keluhan baik secara langsung maupun tidak akan memberi dampak negatif pada pikiran rekan.
5.        Tengahi konflik
Jadilah penengah dalam masalah yang ada di sekitar. Pelajari bagaimana cara menjadi mediator yang baik. Posisikan diri sebagai penengah dan pemimpin bagi kelompok.
6.        Jadilah pendengar
Buatlah orang di sekitar menjadi nyaman dengan cara menjadi pendengar yang baik. Dengarkanlah keluhan mereka dengan penuh perhatian dan berikanlah feedback positif pada mereka. Tunjukan bahwa kita peduli dengan permasalahan mereka.
7.        Tingkatkan komunikasi
Jadilah motivator dan pembicara yang baik. Tingkatkan kemampuan kita dalam menyampaikan masalah dan solusi.

Pertanyaan dari Ahmad Fawaid (4611417029)
Jika anda menjabat sebagai ketua dalam sebuah organisasi dan anda tahu bahwa anggota dari organisasi anda banyak yang kurang cakap dengan interpersonal skill, maka apa atau langkah apa yang akan anda buat untuk meningkatkan interpersonal skill yang dimiliki anggota anda ?
Dijawab oleh Ardiansyah Kamal Alkaff (4611416013)
Jawab :
Terbentuknya sebuah organisasi yaitu adanya kesamaan tujuan dari beberapa individu yang memilki keinginan mewujudkan tujuan tersebut. Dalam hal ini, tujuan dari masing-masing individu pastilah memiliki sudut pandang masing-masing. Akibat dari banyaknya sudut pandang yang berbeda, organisasi perlu adanya ketua yang dapat menjadi pengayom dalam lingkup organisasi tersebut. Peranan ketua dalam sebuah organisasi adalah menyelaraskan tujuan anggota organisasi agar tidak menyimpang jauh dari tujuan organisasi. Dari berbagai kasus yang terjadi, anggota organisasi seringnya memiliki sifat yang tertutup terhadap anggota lainnya. Hal ini menyebabkan kesengangan antara anggota dari organisasi tersebut.
Faktor tersebut terjadi karena kurangnya interpersonal skill dari anggota organisasi tersebut yang menjadikan mereka kesulitan dalam berkomunikasi. Faktor inilah yang membuat suatu organisasi tidak berjalan dengan baik. Kurangnya kecakapan dalam interpersonal skill dari masing-masing anggota ini sebenarnya dapat diasah secara bertahap. Menurut diskusi kelompok kami, masing-masing anggota harus dilatih interpersonal skill mereka mulai dari komunikasi hingga memaparkan pemikiran mereka kepada anggota lain.
Sebagai seorang ketua, tentunya harus adanya pendekatan secara personal terlebih dahulu agar kelemahan masing-masing anggota dapat terdokumentasi dengan baik. Setelah melakukan pendokumentasian kelemahan masing-masing anggota, ketua dapat memberikan tugas yang dapat menuntut anggota tersebut melakukan interaksi dengan anggota lain. Dengan adanya interaksi antar anggota, kharisma antar anggota dapat terbentuk dengan sendirinya. Setelah interaksi antar anggota terbentuk, ketua dapat memberikan tugas kepada anggota organisasi untuk berinteraksi/beraktifitas dengan masyarakat umum. Dalam hal ini, interpersonal skill masing-masing anggota dapat diterapkan kepada masyarakat umum. Dalam beberapa kasus, anggota organisasi yang memiliki kekurangan dalam kecakapan interpersonal skill cenderung memberikan penolakan. Penolakan tersebut, memiliki artian sikap mereka terhadap hal baru belum terasah secara matang.
Dalam hal ini, penolakan tersebut sudah termasuk reaksi alamiah dari masing-masing individu. Akan tetapi, dengan adanya pembiasaan perilaku seseorang terhadap suatu keadaan tertentu, kemampuan interpersonal dari anggota tersebut akan meningkat secara bertahap.

Pertanyaan dari Mahendra Adhi Prasetiya (4611417034)
Disebutkan dalam organisasi itu ada pemimpin yang baik. Misal ada sebuah organisasi yang dianggotai sedikit orang (2-5 orang) dan organisasi tersebut tidak ada ketuanya tetapi masih bisa berjalan dengan sistem musyawarah sehingga semua anggota mampunyai kedudukan yang sama. Bagaimana pendapat anda tentang organisasi tersebut ?
Dijawab oleh Ardiansyah Kamal Alkaff (4611416013)
Jawab :
Pada pengertiannya organisasi terdiri dari sekumpulan orang atau minimal 2 orang yang memiliki tujuan yang sama dan berusaha mencapi tujuan tersebut. Dari pengertian, tidak mengharuskan organisasi memiliki seorang ketua. Akan tetapi, secara formal organisasi memiliki struktur organisasi yang jelas. Struktur organisasi itulah yang menjadikan salah satu pondasi dari suatu organisasi. Struktur ini dibuat untuk mengatur keberlangsungan organisasi dalam mencapai tujuannya.
Akan tetapi, dalam berorganisasi kemampuan interpersonal masing-masing individu juga harus diutamakan. Apabila masing-masing individu memiliki kemampuan interpersonal yang baik, segala perbedaan antar anggota organisasi dapat dipecahkan. Sebagai contoh pada suatu komunitas tidak memiliki struktur organisasi secara formal, tetapi aktifitas dalam organisasi tersebut dapat dijalankan secara tersrtuktur. Cara ini memang lebih lemah dibandingkan dengan organisasi yang memiliki wewenang terstruktur dari masing-masing anggota. Selain itu, dengan adanya kesamaan kedudukan antar anggota, kemungkinan rasa tidak menghargai dapat terjadi.
Organisasi yang tidak memiliki struktur organisasi seperti ini, dapat kita temui di masyarakat. Bahkan organisasi terstruktur pun dapat menjumpai hal tersebut. Oleh karena itu, sistem musyawarah terkadang menjadi pilihan dalam mengambil suatu keputusan bersama. Masyarakat Indonesia identik dengan sistem ini, karena anggota organisasi dapat dengan bebas mengungkapkan pendapat mereka tanpa adanya paksaan. Melalui sistem musyawarah, anggota organisasi dapat melatih kemampuan interpersonal mereka dalam organisasi tersebut.
Mulai dari mengemukakan pendapat di depan umum, mendengar pendapat orang lain, menghargai pendapat orang lain, dan memecahkan suatu permasalahan secara kelompok. Melalui hal-hal kecil yang dilakukan secara terus-menerus, kemampuan interpersonal anggota dapat terasah secara baik.

Comments

Popular posts from this blog

KASETSU