Materi Sejarah Kelas XII Semester 1 Bab 2
Materi Sejarah Kelas XII Semester 1
BAB 2
DEMOKRASI TERPIMPIN
MENUJU DEMOKRASI TERPIMPIN
Karena banyak partai, Sukarno memangkas partai menjadi 4 yaitu (PNI,
Masyumi, Nu dan PKI)
Pokok demokrasi terpimpin :
·
Pembaruan struktur politik yang mencerminkan
aspirasi masyarakat
·
Terbentuknya kabinet Gotong-royong
Sehari setelah dekrit, PM Djuanda menyerahkan mandat ke Sukarno dan
Kabinet Karya di bubarkan, Sukarno mengumumkan Kabinet baru, yaitu Kabinet
Kerja
1.
Sukarno menjadi PM, Djuanda menteri pertama, 2
orang wakil Leimena dan Subandrio
2.
Kabinet ini terdiri dari 9 menteri dan 24
menteri muda, karena tidak melibatkan ketua partai kabinet ini di sebut kabinet
non-partai
3.
Kabinet ini melibatkan KSAD, Kepala
kepolisian, dan Jaksa Agung sebagai menteri negara
4.
Program kerja kabinet : Pembebasan Irian
barat, sandang-pangan rakyat, dan keamanan dalam negeri
Kabinet ini diikuti pembentukan DPAS (ketua Sukarno, Wakil Ruslan Abdul
Ghani), Tugasnya: mengajukan usul ke pemerintah
Tanggal 17 Agustus, Sukarno mengumumkan pidatonya yang berjudul
“Penemuan Kembali Revolusi Kita” (Revolusi, Gotong-royong, Demokrasi, anti
Imperalisme-Kapitalisme, anti Demokrasi Liberal) dan ini dijadikan sebagai GBHN
yang termuat di Manifesto Politik “Manipol”
Dibentuknya MPRS (ketua: Chairul Saleh), pemilihannya di tunjuk oleh
Sukarno (syaratnya: setuju kembalinya UUD 1945, setia kepada perjuangan RI dan
setuju dengan Manipol) Tugasnya MPRS : menetapkan GBHN
Untuk DPR, tetap menjalankan tugasnya. Tetapi lama-kelamaan ada konflik
antara Sukarno dan DPR
(Sartono ketua DPR, menyarankan pada Sukarno agar meminta mandat kepada
DPR untuk melaksanakan program dan perombakan struktur, dan DPR pasti akan
memberikan mandat tetapi Sukarno menolak)
Konflik berkepanjangan terjadi ketika DPR menolak Rencana Anggaran
belanja Negara tahun 1960 diajukan pemerintah di tolak, akhirnya tanggal 5
Maret 1960, Sukarno membubarkan DPR dan kemudian mendirikan DPR-GR (pemilihan
anggota DPR-GR tidak berdasar kekuataan parpol tapi lebih ke Nasionalis, Islam,
Komunis, Kristen-Katolik dan Golongan Fungsional)
Pembubaran DPR hasil pemilu awalnya memunculkan reaksi dari berbagai
pihak seperti NU dan PNI
Tokoh NU awalnya keberatan dan mengancam akan menarik pencalonan
anggotanya untuk DPR-GR, tapi berubah setelah jatah kursi NU ditambah, tapi NU tidak mau duduk bersama PKI
dalam suatu kabinet dan menolak kabinet Nasakom
Peta Kekuatan Politik Nasional
Tahun 1960-1965 kekuatan politik terpusat di Sukarno
1.
Sukarno memegang kekuatan negara dengan TNI AD
dan PKI sebagai pendukungnya
2.
Menguatnya TNI membuat Sukarno meminta
dukungan PKI dan AU
Kekuatan baru politik di demokrasi terpimpin adalah PKI
1.
PKI mendapatkan tempat politik baru dengan
menyokong NASAKOM
2.
PKI berusaha menyaingi TNI dengan memanfaatkan
dukungan dari Sukarno
3.
PKI berusaha mendapatkan citra positif dengan
menerapkan strategi “menempel Sukarno”
4.
Kedudukan PKI kuat dan sah di mata politik
dengan memanfaatkan NASAKOM. Saat Sukarno akan membubarkan partai, justru PKI
aman
5.
PKI berusaha mendapat banyak dukungan dengan
mengatakan “siapa yang setuju NASAKOM berarti setuju Pancasila” dan PKI juga
meningkatkan isu dengan menyatakan sebagai partai paling setia dengan Sukarno
6.
Saat Sukarno gagal membentuk kabinet
Gotong-Royong (NASAKOM) karena mendapat tentangan dari partai Islam dan TNI AD
PKI justru mendapat kedudukan dalam MPRS, DPRGR, DPA, MPPR dan membuat TNI
mengusulkan calon lain sebagai pengontrol tapi di tolak
7.
Saat PKI melakukan pengacauan di Indonesia,
TNI mengambil tindakan untuk menangkap Aidit (berhasil lolos) tetapi Sukarno
justru memerintahkan agar mencabut keputusan
8.
Akhir tahun 1964, PKI disudutkan isu
ditemukannya dokumen rahasia milik PKI tentang program resume kegiatan PKI (PKI
akan melancarkan perebutan kekuasaan) tapi di sangkal Aidit dan mengatakan itu
dokumen palsu
9.
Merasa semakin kuat dalam kabinet, PKI
melakukan pidato dengan menuntut penggantian pembantu Presiden dan mendesak
agar Sukarno cepat merealisasikan Kabinet Gotong-Royong yang berpaham NASAKOM
10. PKI juga
mematahkan pembinaan teritorial TNI AD melalui radio, pers dan poster. seperti
: Peristiwa Bandar Betsy, Peristiwa Jengkol
Pembebasan Irian Barat
Upaya Indonesia dalam merebut Irbar: Konferensi di Jakarta-Belanda,
PBB, KAA, mengambil-alih semua perusahaan milik Belanda tapi semua cara gagal
17 Agustus 1960, Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan
Belanda
30 Sep 1960, Sukarno menegaskan kembali masalah Irbar di sidang Majelis
Umum PBB
·
(usulan di tanggapi, wakil AS yaitu Ellsworth
Bungker meminta agar dalam waktu 2 tahun Belanda mengembalikan Irbar ke
Indonesia, tapi Indonesia mengingkan lebih cepat sedangkan Belanda meminta
membentuk negara Papua lebih dulu)
Penyelesaian Irbar dengan diplomasi dan konfrontasi politik-ekonomi
tidak berhasil, akhirnya Indonesia menempuh jalur Militer (minta bantuan Uni
Soviet)
Belanda mengajukan protes ke PBB bahwa Indonesia akan melakukan Agresi
Belanda memperkuat kedudukannya di Irbar dengan mendatangkan kapal
perangnya “Kapal Induk Karel Doorman”
Karena tak kunjung selesai masalah Irbar akhirnya Sukarno tanggal 19
Des 1961 siap akan melakukan Konfrontasi Militer dengan Belanda dalam wujud
“Trikora” Tiga Komando Rakyat
1
Gagalkan pembentukan negara boneka Papua
buatan Belanda
2
Kibarkan sang Merah-Putih di Irian Barat
3
Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna
mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air Indonesia
Sukarno membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat di bawah Mayor
Jendral Suharto
Sebelum komando mandala beraksi, Kesatuan Motor Torpedo Boat menyusup
ke Irian Barat tetapi di ketahui Belanda. Terjadi pertempuran di laut Aru,
Kapal MTB Macan Tutul ditembak Belanda (terbakar dan tenggelam) peristiwa ini
menewaskan Yos Sudarso dan Kapten Wiratno
Awalnya Belanda memandang remeh Indonesia dalam konfrontasinya, setelah
Indonesia menguasai Kota Teminabuan akhirnya secara terpaksa Belanda mau
berunding
AS menekan Belanda agar mau berunding (agar AS+US tidak terseret
konfrontasi langsung)
Akhirnya tanggal 15 Ags 1962, terjadi perjanjian antara Belanda dan
Indonesia di New York (Perjanjian New York)
Isi perjanjian New York: Penyerahan Irbar dari Belanda ke PBB (UNTEA)
diserahkan ke Indonesia sebelum tanggal 1 Mei 1963
a.
Berdasarkan Perjanjian New York, Indonesia
punya kewajiban menyelenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) sebelum
akhir 1969
b.
Pemulihan Hub. Indonesia-Belanda tahun 1963
(membuka kembali kedutaan Belanda di jakarta dan kedutaan Indonesia di Den
Haag)
c.
Sesuai perjanjian New York, tanggal 1 Mei 1963
secara resmi dilakukan penyerahan kekuasaan pemerintahj Irian barat dari UNTEA
ke Indonesia di Kota Baru atau Holandia atau Jaya Pura
d.
Tanggal 19 November 1969, kareena hasil pepera
sesuai kedua belah pihak yang akhirnya di bawa ke sidang umum dewan keamanan
PBB (karena sudah sesuai perjanjian New York) maka secara De Jure dan De Facto
Indonesia mendapatkan kembali Irian Barat sebagai bagian dari NKRI
Konfrontasi dengan Malaysia
Awal masalahnya : Tengku Abdul Rahman (persekutuan tanah Melayu) dan
Lee Kuan Yu dari Republik Singapura untuk menyatukan kedua negara ini menjadi
Federasi Malaysia (tapi di tentang oleh Filipina dan Indonesia)
·
Filipina menentang karena Sabah (kalimantan
Utara) itu milik Sultan Sulu
·
Indonesia menentang karena : Sukarno
menganggap ini adalah rencana Inggris sebagai proyek Neokolonialisme Inggris di
Asteng dan ini membahayakan revolusi Indonesia
Upaya mendamaikan dengan cara diadakan Konferensi Maphilindo (Malaysia,
Filipina dan Indonesia) yang menghasilkan 3 dokumen penting yaitu: Deklarasi
Manila, Persetujuan Manila dan Komunike bersama
Inti ketiga dokumen : Indonesia dan Filiphina menyambut baik
pembentukan Federasi Malaysia jika rakyat Kalimantan utara menyetujuinya
Ketiga negara menunjuk sekjen PBB untuk menjadi mediasi, Sekjen PBB
mmebentuk tim penyidik yang diketuai Lawrence Michelmore
a.
Tanggal 14 Sep 1963 mulai menjalankan tugas,
tapi sebelum misi PBB menyelesaikan tugas dan melaporkan hasilnya tanggal 16
Sep 1963 Federasi Malaysia di proklamasikan
b.
Indonesia menganggap ini pelecehan terhadap
PBB dan melanggar Komunike bersama
c.
Sukarno tidak setuju yang dilakukan PM
Malaysia dan terjadilah demo di kedubes RI yang ada di Kuala Lumpur
d.
Tanggal 17 Sept 1963 Indonesia memutuskan
hubungan diplomatik dengan Malaysia
e.
21 Sept 1963 Indonesia memutuskan hubungan
ekonomi dengan Malaya, Singapura, Serawak dan Sabah
f.
Akhir tahun 1963, RI mendukung rakyat
Kal.Utara untuk melawan Neokolonialisme Inggris
Upaya meredam konflik : Jepang, As, Thailand berusaha melakukan mediasi
tapi tidak berhasil (ketidakhadiran Tengku Abdul Rahman dalam forum pertemuan 3
negara)
Upaya lain : mengadakan pertemuan menteri Luar negeri Indonesia,
Malaysia dan Filipina sampai dua kali juga gagal
Akhirnya, 3 MEI 1964 Sukarno mengumandangkan “Dwikora” Dwi Komando
Rakyat di hadapan sukarelawan
Untuk menjalankan Konfrontasi Dwikora, Sukarno membentuk Komando Siaga
dengan Marsekal Madya Oemar sebagai panglima
Indonesia- Malaysia memutuskan konfrontasi tetapi upaya diplomasi tetap
dilakukan
Di tengah Konfrontasi, Malaysia di calonkan menjadi anggota tidak tetap
Dewan keamanan PBB
7 Januari 1965 Malaysia resmi diterima sebagai anggota tidak tetap
dewan keamanan PBB dan Indonesia memutuskan keluar dari PBB
Keluarnya Indonesia dari PBB berarti Indonesia kehilangan forum yang
dapat digunakan untuk mencapai penyelesaian persengketaan dengan Malaysia
secara damai
Perkembangan Ekonomi pada saat Demokrasi
Terpimpin
Pada masa demokrasi terpimpin keuangan indonesia mengalami masa suram
Untuk menanggulangi hal itu, pemerintah melaukan tindakan:
a.
Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas)
·
Untuk pembangunan ekonomi dibentuklah Depernas
(Dewan Perancang Nasional)
·
Di pimpin M. Yamin dengan anggota 50 orang
·
Tugasnya : menyiapkan rancangan UU Pembangunan
Nasional dan menilai penyelenggaraan pembangunan
·
Hasil yang dicapai Depernas berhasil menyusun
Rancangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berencana
·
Tahun 1963, Depernas diiganti Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin Sukarno, dengan
tugas:
Ø Menyusun rencana
pembangunan jangka panjang dan pendek
Ø Mengawasi
pelaksanaan pembangunan
Ø Menilai hasil
kerja mandataris MPRS
b.
Penurunan Nilai Uang (Devalusi)
·
Tujuan Devaluasi : membendung inflasi,
mengurangi jumlah mata uang yang beredar dalam masyarakat, meningkatkan nilai
rupiah sehingga rakyat kecil tidak di rugikan
·
Tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah merunkan
nilai uang sebagai berikut:
1.
Uang kertas pecahan bernilai 500 menjadi 50
2.
Uang kertas pecahan bernilai 1.000 menjadi 100
3.
Semua simpanan di bank melebihi 25.000
dibekukan (tapi semua upaya ini gagal)
c.
Deklarasi Ekonomi (Dekon)
·
Untuk mengatasi keadaan ekonomi yang semakin
suram, pemerintah melakukan perbaikan ekonomi secara menyeluruh yaitu deklarasi
ekonomi (dekon)
·
Tujuannya: menciptakan ekonomi yang bersifat
nasional, demokratis dan bebas dari sisa imperialisme
·
dekon tidak mengatasi masalah ekonomi tapi
malah menyebabkan Indonesia menjurus ke etatisme (masalah ekonomi diatur
pemerintah, prinsip dasar ekonomi terabaikan) akibatnya dari tahun ke tahun
mengalami defisit dan menambah beban inflasi
·
Untuk penanganan, sukarno menetapkan tentang
Bank Tunggal Milik Negara
·
Bank ini kedudukannya dibawah urusan menteri
bank sentral
·
Bank pemerintah menjadi unit Bank Negara
Indonesia
d.
Kebijakan Lain dari pemerintah
·
Membentuk Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (Kotoe)
dan Kesatuan Operasi (Kesop)
·
Kotoe bergerak secara sentralistik untuk
mengatur perekonomian negara
·
Kesop bertujuan meningkatkan sektor
perdagangan
Comments
Post a Comment